Pendahuluan
Untuk dapat membuat paragraf ekspositif yang baik, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut. Pertama, menentukan topik. Kedua, menentukan tujuan, ketiga memilih data, keempat membuat kerangka sesuai dengan topik, kelima mengembangkan kerangka atau menulis paragraf. Terakhir, menyunting paragraf yakni, mencermati penggunaan ejaan, pilihan kata, dan susunan antarkalimat agar koheren dan kohesi. Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif antara lain: cara mendaur ulang sampah, cara menggunakan alat komunikasi masa kini (mis. handphone), cara belajar yang efektif dan efisien, serta cara menurunkan berat badan.
Kompetensi Dasar
Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif
Indikator
1. Mendefinisikan paragraf ekspositif
2. Menentukan topik-topik yang tepat untuk dikembangkan menjadi paragraf ekspositif
3. Menulis paragraf ekspositif berdasarkan gambar
4. Melengkapi paragraf ekspositif dengan kata berimbuhan
Materi
Anda pasti pernah menuliskan kalimat dalam beberapa paragraf! Akan tetapi, tahukah Anda jenis
paragraf yang Anda tulis tersebut?
Berdasarkan jenisnya paragraf dibedakan menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Nah, apakah paragraf yang Anda tulis berupa ekspositif? Untuk itu mari kita identifikasi, misalnya, adanya pemerian, uraian, atau penjelasan informasi; bersifat ilmiah/nonfiksi; bersumber dari hasil pengamatan, penelitian, atau pengalaman; hubungan antarkalimatnya padu (kohesi dan koherensi). Apabila ya, maka paragraf tersebut termasuk paragraf ekspositif.
Dalam paragraf ekspositif sesuatu dipaparkan dengan runtut sehingga permasalahan menjadi jelas. Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf ekspositif bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan,penelitian atau pengalaman.
Pengertian Paragraf Ekspositif | |
Jenis-Jenis paragraf ekspositif Banyak cara menurunkan bobot badan. Ada diet macan yang lebih mementingkan konsumsi daging, diet buah-buahan, membatasi makan nasi dan makanan berkarbohidrat tinggi lain seperti makanan dari terigu, jagung, singkong, atau ubi, serta mengurangi konsumsi gula. Banyak juga iklan di media massa yang menjanjikan penurunan bobot badan sampai beberapa kilogram hanya dalam beberapa minggu. Selain itu, ada ada juga yang menawarkan metode tusuk jarum, sedot lemak, minum jamu, minum teh hijau, dan sebagainya. Begitu beragamnya kiat yang bisa dilakukan, justru sering membuat orang bingung mana cara yang paling efektif. Penurunan bobot badan dengan olahraga dan diet itu syaratnya disiplin yang tinggi. Tidak heran jika banyak orang lebih suka potong kompas. Misalnya, dengan teknik sedot lemak. Cara ini, menurut Sadoso, bisa membantu melangsingkan tubuh, tetapi kalau pola makan tidak diubah, tubuh gampang menjadi gemuk lagi. Selain itu, penyedotan yang berulang kali akan meninggalkan bekas penusukan jarum. Menurut Sadoso, cara ini juga mustahil bisa mengecilkan bagian-bagian tertentu, misalnya betis yang besar. Hal ini disebabkan pada kegemukan alamiah bobot serta ukuran tubuh biasanya terbagi rata. Apalagi kalau memang tulangnya besar. | |
Topik Paragraf Ekspositif | |
Macam-macam topik paragraf ekspositif Contoh topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif.
Pola pengembangan karangan ekspositif ada bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana cara kerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi). Contoh: cara mendaur ulang sampah Pada contoh tersebut ada tahapan yang harus dilakukan, seperti memilah-milah sampah yang organik dan anorganik, memasukkan sampah tersebut ke tempat sampah organik atau anorganik, membawa sampah yang sudah dipilah ketempat pengolahan, sampah diolah, dan hasilnya siap dipasarkan. Langkah-langkah menyusun paragraf ekspositif pola pengembangan proses 1. Mengetahui perincian secara menyeluruh 2. Membagi perincian ke dalam tahap-tahap kejadiannya.. | |
Menulis Paragraf Ekspositif | |
Langkah-langkah menulis paragraf ekspositif 1. menentukan topik, 2. menentukan tujuan paragraf, 3. memilih data yang sesuai dengan topik, 4. membuat kerangka paragraf sesuai gambar, 5. mengembangkan kerangka menjadi karangan 6. mengedit paragraf Menyunting Paragraf Hal-hal yang perlu Anda perhatikan pada saat menyunting paragraf adalah · kesesuaian isi paragraf dengan topik · kesesuaian isi paragraf dengan kerangka · penggunaan kalimat yang koherensi (padu), kalimat pertama harus berkaitan dengan kalimat kedua. Kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga dst. · ejaan dan pilihan katanya (baku atau tidak, tepat atau tidak) | |
Kata Berimbuhan | |
Di dalam setiap paragraf pasti ditemukan kata bermbuhan. Berikut ini ditampilkan macam-macam kata berimbuhan. 1. Prefiks (awalan) a. prefiks di- (contoh: dibawa, dipandang) b. prefiks ter- (contoh: terlihat, terpandai, tertidur) c. prefiks se- (contoh: serumah, seindah, sesudah) d. prefiks ke- (contoh: kelima, kekasih) e. prefiks pe- (contoh: pelari, penyair) f. prefiks per- (contoh: perdalam, pertiga, pertuan) g. prefiks me- (contoh: membesar, menepi, meraba) h. prefiks ber- (contoh: bersawah, beranak, beribu) 2. Sufiks (akhiran) a. sufiks -kan (contoh: membersihkan, menduakan, mendewakan) b. sufiks -i (contoh: mendatangi, diobati) c. sufiks -an (contoh: undangan, bulanan, lapangan) d. sufiks -nya (contoh: bajunya, buruknya, kencangnya) e. sufiks -man; wan, wati (contoh: seniman, seniwati, wartawan, karyawati) Di dalam setiap paragraf pasti ditemukan kata bermbuhan. Berikut ini ditampilkan macam-macam kata berimbuhan. a. gabungan me -kan (contoh: meninggikan) b. gabungan di -kan (contoh: didengarkan) c. gabungan memper -kan (contoh: memperundingkan) d. gabungan diper -kan (contoh: diperdebatkan) e. gabungan mem + per + i (contoh: memperbaiki) f. gabungan di + per + i (contoh: dipelajari) g. gabungan ber -an (contoh: berpelukan) h. gabungan ber -kan (contoh: bersandikan) | |
Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar