Untuk memahami materi kegiatan belajar 2 ini, marilah kita memulainya dengan mempelajari unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam sebuah prosa cerita. Unsur-Unsur Intrinsik dalam Prosa Cerita Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri, meliputi:
1. Tema Tema adalah pokok pikiran yang mendasari keseluruhan cerita. Setiap cerita mempunyai satu tema walaupun cerita itu panjang. 2. Amanat Amanat yaitu pesan yang disampaikan oleh pengarang. Pesan dapat berupa amanat, saran, kritik, atau usul. 3. Alur Alur adalah rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian, klimaks, pertikaian, lalu penyelesaian. Alur cerita bisa bergerak maju atau mundur. Alur maju ialah rangkaian peristiwa yang dijalin secara kronologis, sedangkan alur mundur (flashback) ialah rangkaian peristiwa yang dijalin tidak berurutan. 4. Perwatakan Perwatakan adalah gambaran sifat atau watak tokoh cerita. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh utama dan tokoh figuran. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral dalam cerita. Tokoh figuran adalah tokoh yang berperan sebagai pendukung tokoh utama. Berdasarkan sifatnya, terdapat dua tokoh cerita, yaitu antagonis (tokoh penentang protagonis) dan protagonis (tokoh baik). 5. Latar atau setting cerita Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. 6. Sudut pandang Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Pengarang berperan sebagai tokoh yang terlibat secara langsung atau pengarang sebagai pihak ketiga atau pengamat saja. Apa lagi yang harus kamu ketahui agar dapat menghayati cerita dengan baik, sebelum menceritakan kembali isi cerita anak? Kamu harus membedah teks terlebih dahulu. Langkah ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memahami unsur pembangun cerita yang harus sampai kepada pembaca atau pendengar. Perhatikan materi berikut! Unsur pembangun cerita yaitu:
- Mencatat gagasan pokok cerita. Gagasan pokok cerita adalah ide atau tema yang menjiwai cerita tersebut.
- Mengetahui kerangka cerita
- Gunakan bahasa sendiri ketika menceritakan kembali isi cerita anak.
Setelah kamu dapat memahami unsur pembangun cerita, maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut. Langkah-langkah menceritakan kembali isi cerita:
- Berpedoman pada catatan gagasan pokok
- Menceritakan kembali dengan bahasa sendiri
Nah, kamu sudah banyak mempelajari materi menceritakan kembali cerita anak, lalu adakah manfaatnya? Tentu saja ada manfaatnya, salah satunya adalah kamu dapat menceritakan kembali sebuah cerita anak kepada orang lain. Selamat mencoba! | | | Rangkuman | Menceritakan kembali cerita yang dibaca perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah mengetahui unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada cerita, seperti tema, amanat, alur, perwatakan, latar dan sudut pandang, berpedoman pada catatan gagasan pokok dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. | | | Latihan | Bacalah cerita berikut! Kemudian kerjakan latihan!
Asal Usul Danau Toba Di wilayah Sumatera Utara hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap ladang dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Allah, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut, Pak, aku tidak akan menyakiti Kamu”, kata si ikan. “Siapakah Kamu ini? Bukankah Kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terima kasih Engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia Kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itu pun setuju. Maka, jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan petani dan istrinya bertambah, karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari, anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah tempat ayahnya sedang bekerja. Akan tetapi, tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubuk. Pak Tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Oleh karena tidak dapat menahan lapar, ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, Pak Tani melihat anaknya sedang tidur di gubuk. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hei, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi, petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat Si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu kini dikenal dengan nama Danau Toba.
Cerita Rakyat “Asal Usul Danau Toba”, diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.
(sumber : ceritaanak.org)
| | |
| |
0 komentar:
Posting Komentar